Jumat, 22 Desember 2017

Prototipe Demokrasi Ala Santri Al-Amien


Demokrasi dan pesantren dua hal yang sangat akur, tidak seperti yang diributkan di luaran sana. Demokrasi tidak dimaknai sebagai identitas impor atau substansial agama. Demokrasi hanya sebagai wasilah bukan sebagai tujuan.

Konsepsi di atas inilah menjadi salah satu ijtihad Al-Amien untuk menanamkan nilai kepemimpinan bagi santrinya. Siklus pesta demokrasi itu bahkan secara istiqamah dilaksanakan setiap tahun dengan rangkaian kegiatannya yang sangat padat secara substansial. Artinya, demokrasi di al-Amien tidak sekadar formalitas seperti halnya pada sekolah-sekolah lainya, namun betul-betul menjadi kegiatan yang menguras emosi, spritual dan intelektual.

Secara emosional dalam rangkaian pesta demokrasi di Al-Amien tercermin dalam bentuk pertanggung jawaban dari pengurus di hadapan dewan perwakilan santri. Sesekali nampak ada ketegangan di ruang-ruang pada setiap komisi. Terdapat penolakan, mempertahankan dan penjelasan yang memicu ketegangan. Namun seluruh rangkaian tersebut tetap elegan dan dewasa tidak seperti urakan para dewan di luaran sana.

Sementara pada unsur spritualitas dalam pelaksanaan demokrasi santri Al-Amien ditunjukkan dengan sikap saling percaya tanpa didesak oleh kepentiangan materealistis. Sebagai puncaknya, kemenagan suatu suksesi formatur ketua umum organisasi santri diakhiri dengan syukur tanpa pertikaian dan saling membenci. Cerminan ini adalah kualitas spritualitas yang jarang ditemukan di luar sana.

Unsur intelktual juga tetap menjadi bagian dari proses demokrasi organtri Al-Amien. Hal ini terlihat pada proses pengusungam formatur yang melewati fit and proper test dari kemampuan bahasa, Al-Quran dan pengetahuan umum.

Demikianlah rangkaian padat subtansi demokrasi ala santri Al-Amien yang bisa jadi sebagai prototipe dari demokrasi yang sebenarnya dengan penyesuaian terhadap konteks dari Al-Amien itu sendiri.

Demokrasi ala santri Al-Amien bukan persoalan impor atau identitas, sistem Islam atau bukan Islam. Demokrasi itu adalah wasilah dari kepemimpinan dan keadialan. Adapun persoalan Islam dan tidak Islam ada pada prosesnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar