Sabtu, 04 November 2017

Book Fair Ramai Pengunjung, Kalbar Merindukan Pemimpin Yang Mencerdaskan


Membaca adalah jendela dunia.  Hidup tanpa membaca akan menjadi sempit.  Maka membaca adalah jalan membuka diri untuk keluar dari keterbatasan,  kesempitan dan kemiskinan gagasan menuju dunia yang lebih luas dan membuat kita leluasa untuk membangun peradaban.

Namun membangun tradisi membaca bukan suatu perkara yang mudah. Butuh kepedulian,  keseriusan dan mungkin juga kesabaran.  Bahkan terdapat kelompok orang yang malah anti terhadap tradisi membaca oleh karena membaca tidak langsung memberikan perubahan kasat mata,  apalagi pada perubahan finansial.

Keengganan pada tradisi membaca tentu dapat dimaklumi,  mengingat kebutuhan terhadap nasi memang lebih realistis daripada sekadar narasi. Suatu kondisi yang sejatinya perlu terus diperbaiki dan diarahkan. Karena membaca sejatinya tidak kalah pentingnya dari kebutuhan fisik manusia,  hanya saja kesadaran itu agak terlempar jauh dan terdesak oleh kepentingan pragmatis jangka pendek.

Untuk itu,  membaca menjadi salah satu misi kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.  Kalimat Iqra pda surah al-'alaq menjadi penanda teologis yang memerintahkan manusia untuk membaca. Semakin baik tradisi membaca pada suatu kehidupan masyarakat,  maka semakin baik pula tatanan hidup masyarakat tersebut.

Kaitannya dengan tradisi membaca,  Kalbar mulai bangkit untuk menumbuhkan tradisi membaca di kalangan masyarakat. Dalam minggu ini terhitung dari tanggal 1-7 November 2017 Kalbar mengadakan agenda book fair yang bertempat di Rumah Radakng Kota Pontianak. 

Acar tersebut terlihat cukup ramai jika dibandingkan dengan book fair sebelumnya.  Terlihat kendaraan pengunjung membludak hingga ke luar lapangan parkir yang telah disediakan panitia.  Kehadiran pengunjung setidaknya menjadi salah satu indikator bahwa masyarakat Kalbar sudah mulai beranjak lebib baik dan sudah mau menerima tradisi membaca.

Harapannya,  agenda book fair tersebut menjadi titik awal kebangkitan Kalbar untuk dapat bersaing lebih kompetitif di kancah Nasional maupun Internasional,  mengingat Kalbar adalah salah satu provinsi yang bersentuhan langsung dengan negara tetangga.

Dengan demikian,  pembudayaan masyarakat membaca perlu terus ditingkatkan,  bahkan sangat perlu dukungan pemerintah setempat. Selain dari itu,  program pembudayaan membaca bisa menjadi penyeimbang dari pembangunan fisik yang selama ini nampak sangat gencar dilakukan pemerintah.

Jika kedua hal tersebut, yaitu pembangunan fisik dan penguatan kapasitas SDM dengan program pembudayaan membaca dapat berjalan,  maka Kalbar bisa jadi akan tampil sebagai provinsi terkemuka.  Bagus sarananya dan cerdas warganya.  Semoga titik peluang ini dapat dibaca dengan baik oleh para pemimpin Kalbar ke depan.

Terkait denga espektasi di atas semoga momen pilkada 2018 dapat menghadirkan sosok pemimpin yang mampu mensejahterakan dan mencerdaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar