Rabu, 01 November 2017

Alexis Ditutup, IKBAL Kalbar Dapat Berkah


Mitos Alexis sebagai surga dunia belakangan menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat, baik maya maupun nyata. Kehangatan pemberitaan tersebut terkait dengan pemerintah Jakarta yang tidak memperpanjang izin usaha Hotel dan Griya pijat Alexis.

Entah dari mana mulainya, pemberitaan tersebut menjadi buah bibir masyarakat, terutama di ruang-ruang medsos. Ada yang mengapresiasi sebagian yang lain ada yang mencibir kebijakan tersebut. Hal yang menarik, bukan persoalan apresiasi atau mencibirnya, tapi persoalan keseksian pemberitaannya.

Pertama, tidak semua orang tahu persis mengenai Alexis, bahkan masyarakat yang saat ini membicarakannya juga tidak banyak yang tahu. Hanya sebagian kecil yang mengetahui dan mau membicarakannya.

Kedua, Alexis itu persoalan Jakarta tapi yang berbicara tidak hanya orang Jakarta. Bahkan mungkin juga ada orang yang membicarakannya tapi tidak pernah ke Jakarta.

Kedua hal di atas adalah persoalan yang sangat susah dicerna, tapi faktanya ada. Orang tidak mengetahui tapi berani membicarakannya, bukan persoalan dirinya tapi seakan menjadi persoalan di depan matanya.

Manusia saat ini hidup di dunia yang sudah tidak jelas batasan fakta dan opininya dan antara yang diketahui dan yang tidak diketahui. Framing media dan pemberitaan menjadi pilihan berteduh masyarakat yang saat ini tidak bisa lepas dar gadgetnya.

Jadi manusia saat ini tidak mementingkan fakta yang terjadi di kehidupan nyata. Kenyataan yang dianggap fakta adalah pemberitaan itu sendiri. Maka saat ini siapa yang mampu membuat opini dan pemberitaan maka itulah yang kemudian menjadi fakta.

Ayam geprek, chai kue maupun Kafe Benakirun enak dan tidak enaknya,mantap dan tidak mantapnya bukan ada pada bumbu dan resepnya. Sejauh mana opini, pemberitaan dan iklan menjadi penentu paling efektif di era masyarakat digital.

Contoh di atas salah satu cara agar kita tidak terjebak pada pembicaraan tanpa makna. Membicarakan Alexis dalam rangka mengambil manfaat bukan berbicara dengan syahwat yang dilacurkan.

Afala tandhuruuna ila Alexis?. Fa'tabiru ya Ulil Albab. Selamat pagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar