Minggu, 12 November 2017

IDIA Berhasil Menyingkirkan 24 Kontestan Festival Jazirah Arab, Begini Komentar Delegasinya


Menjadi santri itu tidak hanya ditandai dengan kelihaian membaca kitab kuning atau cas cis cus berbahasa Inggris. Karenanya Al-Amien sejak dari awal tidak pernah menobatkan sebagai pondok bahasa atau pesantren khusus ngaji kitab kuning.

Bahwa ada alumni Al-Amien yang mampu membaca kitab kuning, berbahsaa Arab fasih dan cas cis cus bahasa Inggris hal tersebut tidak dapat dipungkiri. Al-Amien menurut beberapa alumninya tidak lebih dari pesantren yang menawarkan miniatur kehidupan.

Namun demikian,  kesan di tengah-tengah masyarakat, al-Amien identik dengan kemampuan bahasa yang baik. Identitas yang diberikan oleh masyarakat tersebut tentu tidam dapat disalahkan, mengingat prestasi santri al-Amien dalam bidang bahasa tidak bisa diragukan.

Baru-baru ini salah satu lembaga dinlingkungan Al-Amien,  yaitu IDIA berhasil menyabet juara umum pada Festival Jazirah Arab di UIN Malik Ibrahim Malang. IDIA berhasil menyingkirkan sejumlah perguruan tinggi ternama seperti UIN Suka, UIN Sunan Ampel, PBA IAIN Tulungagung,  PBA IAIN Jember, UI,  Unibraw, UII, UIN Malang dan 16 kontestan perguruan tinggi lainnya.

Prestasi tersebut bukan perkara mudah. Dalam bayangan setiap orang,  prestasi tersebut tentu melewati latihan yang super ketat. Namun,  perkiraan tersebut meleset setelah mendengar jawaban dari salah seorang peserta delegasi IDIA tersebut.

"Alhamdulillah, dengan bekal ilmu dan pengalaman dari almamater kami TMI serta dukungan dari masyayikh, kami dapat mengatasinya". Begitulah kutipan ungkapan Abdul Hakim mahasiswa semester V IDIA dalam laman website al-amien.ac.id 12/11.

Komentar tersebut adalah ungkapan kematangan seorang santri yang selalu menempatkan setiap prestasinya tidak pada keangkuhan dirinya belaka, namun lebih dari itu ia nampak sangat tawadu',  bahwa apa yang diraih adalah perpaduan dari kerja keras,  pengalaman dan do'a dari kiyai. Subhanallah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar