Minggu, 26 November 2017

Sehat Tidak Hanya Karena Bergerak, Tapi Juga Karena Bermanfaat


Hidup di penghujung zaman adalah hidup dengan segala limpahan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Segala urusan manusia dapat tuntas hanya dengan sekali klik.

Semua dapat disediakan dengan cepat dan bahkan instan. Proses dapat diperpendek dengan berbagai macam kecanggihan yang telah dilampaui manusia. Buah mangga yang sedianya hanya dapat tersedia setahun sekali,  kini bisa dinikmati tiga bulan sekali.

Dalam dunia transportasi juga terjadi demikian.  Jarak yang begitu cukup jauh, semula ditempuh dengan hitungan hari kini hanya ditempuh dengan hitungan jam.

Singkatnya,  manusia di penghujung zaman telah dimanjakan oleh penemuannya sendiri, menjadikan proses alamiah telah banyak ditinggalkan, lalu beralih pada pada proses digital,  kimiawi dan seterusnya.

Fungsi-fungsi fisik manusia banyak tidak dipergunakan sebagaimana mestinya,  bahkan cenderung dianggurkan. Pergi ke sekolah, kantor, toko dan tempat-tempat aktifitas lainnya yang semula dijangkau cukup dengan jalan kaki,  kini manusia cukup duduk manis dengan hanya mengandalkan tarikan dan injakan pedal gas.

Sampailah manusia pada suatu kondisi yang menjenuhkan, yaitu tetap aktif mengkonsumsi makanan tapi relatif kurang dalam penggunaan hasil energi dari makanan tersebut. Menunpuklah energi tersebut menjadi energi jenuh yang kemudian pada akhirnya menjadi penyakit yang menyerang tubuhnya sendiri.

Mulai saat itulah kesehatan menjadi unsur kehidupan yang paling mahal. Hanya karena butuh mengeluarkan energi, kini manusia harus membeli sepatu jogging dengan kostum lengkap berharga mahal. Semua itu dilakukan demi hanya mengalirkan keringat.

Beberapa orang ada yang sampai harus membeli sepeda, racket badminton, stick golf dan peralatan olahraga lainnya dengan dalih untuk menjaga kesehatan. Sekilas memang tidak salah, karena tuntutan kehidupan yang instan telah mengarahkan manusia harus mengeluarkan keringat untuk mengalirkan hasil energi dari makanan yang mereka konsumsi.

Pilihan tersebut terlalu elit dan berlebihan. Persoalan keringat diurus sedemikian serius,  padahal terdapat pilihan yang lebih manusiawi dan mempunyai manfaat lebih besar. Untuk itulah,  dapat diakatakan sangat naif bagi sebuah pemerintahan, baik daerah maupun pusat yang berlomba-lomba membangun jogging track dengan biaya yang besar demi persoalan keringat.

Orientasi kesehatan hanya dipandang dari persoalan gerak dan keringat. Padahal jauh sebelum pandangan yang keliru tersebut masyarakat kita mempunya pandangan yang lebih arif,  yaitu bergerak dan memberikan manfaat untuk lingkungan dan orang lain jauh lebih menyehatkan dari sekedar jogging berputar di jogging track.

Untuk itu,  zaman dahulu masyarakat kita mengenal gotong royong bersih-bersih lingkungan tempat tinggal di suatu hari dimana dapat dihadiri oleh setiap orang. Mungkin untuk konteks kita saat ini dapat dilakukan pada hari minggu,  karena sebagian besar kita libur pada hari tersebut.

Kearifan tersebut jauh lebih tinggi nilainya dari sekadar jogging yang sejatinya bukan berasal dari budaya kita. Dengan gotong royong bersih-bersih lingkungan,  badan kita juga bergerak,  keringat mengalir,lingjungan jadi bersih dan yang paling penting kegiatan tersebut juga bagian dari ajang silaturahim.

Dengan demikian,  jikapun hidup kita ingin sehat maka lakukan dengan proses gerak dan bermanfaat. Sehat itu bergerak.  Namun bergerak tidak hanya untuk kesehatan. Bergeraklah untuk manfaat yang lebih besar. Bergerak untuk sehat ala kearifan masyarakat kita jauh lebih tinggi nilainya dari sekadar lari dan muter-muter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar